Khasiat Teratai

Teratai Nelumbium nelumbo Druce. Familia :  Nymphaeaceae. Sinonim :  Nelumbium nuciferum Gaertn. = Nelumbium speciosum Wiild. = Nelu... thumbnail 1 summary
Teratai
Nelumbium nelumbo Druce.
Familia : Nymphaeaceae.
Sinonim : Nelumbium nuciferum Gaertn. = Nelumbium speciosum Wiild. = Nelumbo nucifera Gaertn. = Nymphaea nelumbo L. = Nymphaea indica major Rumph.
TerataiNelumbium nelumbo Druce.
  • Tumbuhan air, menahun, dan tumbuh tegak yang indah, asli dari daratan Asia. 
  • Teratai dibudidayakan diperairan dan kolam, kadang ditemukan tumbuh liar di rawa-rawa.
  • Daunnya biasa dipakai sebagai bahan pembungkus, rimpang muda, dan biji bisa dimakan. 
  • Akar rimpang tebal, bersisik, dan tumbuh di bawah tanah. Daun dan bunga keluar langsung dari rimpangnya yang terikat pada lumpur di dasar kolam. Daun menyembul ke atas permukaan air, menjulang tegak seperti perisai. Helaian daun lebar dan bulat, disangga oleh tangkai yang panjang dan bulat dengan diameter 0,5-1 cm dan panjangnya 75-150 cm. Permukaan daun berlilin, warnanya hijau keputihan, tepi rata, bagian tegak agak mencekung, tulang daun tersebar dati pusat daun ke arah tepi, diameter 30-50 cm.
  • Bunganya harum, tumbuh menjulang di atas permukaan air dengan tangkai bulat dan kokoh, panjang tangkai bunga 75-200 cm. Diameter bunga 15-25 cm, mahkota bunga banyak dan lebar, warna merah jambu, putih dan kuning, benang sari banyak, kepala sari kuning. Bunga mekar sehari penuh dari pagi sampai sore hari, setelah layu mahkota bunga berguguran sampai akhirnya tersisa dasar bunga yang akan menjadi bakal buah. Dasar bunga berbentuk kerucut terbalik, dengan ujung datar, semacam spons yang berlubang-lubang berisi 15-30 biji, pada waktu mekar warnanya kuning kemudian hijau dan akhirnya coklat hitam, diameter 6-11 cm.
  • Biji bentuknya bulat seperti kacang tanah, terdapat dalam lubang-lubang buah yang berbentuk seperti sarang tawon, biji yang sudah tua warnanya hijau kehitaman,umurnya kira-kira satu bulan sejak bunganya mekar.

Nama Daerah
  • Padma, seroja, terate, tarate, teratai besar.

Nama Asing
  • Lien (T), baino (F), lotus, lotusblume (B), secred lotus, indian lotus, pink lotus, lotus (I).

Kandungan Kimia
  • Bunga : kuersetin, luteolin, isokuersitrin, kaempferol.
  • Benangsari : kuersetin, luteolin, isokuersitrin, galuteolin, juga terdapat alkaloid.
  • Penyangga bunga (receptacle) : protein, lemak, karbihidrat, karoten, asam nikotinat, vitamin B1, B2, C dan sedikit mengandung nelumbin.
  • Biji : kaya akan pati juga mengandung raffinosa, protein, lemak, karbihidrat, kalsium, phosphor, dan besi. Kulit biji teratai mengandung nuciferin, oxoushinsunine, N-norarmepavin.
  • Tunas biji teratai : liensinin, isoliensinin, neferin, nuciferin, pronuciferin, lotusina, methylcorypalline, demethylcoclaurine, galuteolin, hyperin.
  • Rimpang : pati, protein, asparagin, vitamin C, selain itu juga mengandung katekol, d-gallocatechol, neochlorogenic acid, leucocynidin, leucodelphinidin, peroksidase, dan lain-lain.
  • Akar : zat tanat dan asparagin.
  • Daun : roemerin, nuciferin dan nornuciferin.
  • Tangkai daun : roemerin, nornuciferin, resin, dan zat tanat.
  • Oxoushinsunine yang terdapat pada kulit biji teratai berkhasiat menekan perkembangan kanker hidung dan tenggorokan, sedangkan niji dan tangkai teratai berkhasiat antihipertensi.

Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologis

  • Biji : memelihara kondisi jantung, bermanfaat bagi ginjal, dan menguatkan limpa..
  • Tunas biji teratai : menghilangkan panas dalam jantung, menurunkan panas (antipiretik), menghentikan pendarahan (hemostatik) menahan ejakulasi dini.
  • Kulit biji teratai : menghentikan pendarahan (hemostatik) menghentikan panas dalam di lambung, mengeluarkan panas dan lembab dari usus.
  • Benangsari : menghilangkan panas dari jantung, menguatkan fungsi ginjal, menahan ejakuasi dini dan menghentikan pendarahan (hemostatik).
  • Penyangga bunga (receptacle) : membuyarkan darah beku, menghentikan pendarahan (hemostatik).
  • Batang teratai (tangkai bunga, tangkai daun) : menurunkan panas (antipiretik), dan memperlancar buang air kecil (diuretik).
  • Daun : membersihkan panas dan menghilangkan lembab, menghentikan pendarahan (hemostatik).
  • Dasar daun : menurunkan panas (antipiretik), menormalkan menstruasi, menguatkan kehamilan.
  • Rimpang : dimakan mentah berkhasiat menurunkan panas (antipiretik), membuyarkan darah beku. Bila dimasak berkhasiat menguatkan limpa, menambah selera makan (stomakik), penambah darah, membantu pertumbuhan otot dan menyembuhkan diare.
  • Akar : menghentikan pendarahan (hemostatik), membuyarkan darah beku, penenang (sedatif).


Bagian yang Diapakai
  • Seluruh tumbuhan, daun dan tangkai, bunga dan benangsari, biji dan penyangga bunga yang seperti tawon (receptacle), serta tunas biji. Pemakaian  segar atau yang telah dikeringkan.

Resep dan Dosis Pemakaian Luar

  • Mimisan (keluar darah dari hidung) : ruas akar teratai dicuci bersih lalu dijus, airnya diteteskan ke hidung.

Resep dan Dosis Pemakaian Dalam

  • Demam, sakit tenggorokan, tenggorokan kering dan basah : 30 gram rimpang teratai, 15 gram tebu (Saccharum officinarum) yang telah dibuang kulitnya dan 1 buah pir. Semua bahan diblender, disaring lalu airnya diminum.
  • Sakit kepala : 15 gram daun teratai kering (ho lien ye), 6 gram bunga ros/mawar kering (Rosa chinensis Jacq.), dan 10 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.) direbus dengan air secukupnya, kemudian airnya diminum selagi hangat.
  • Batuk darah (hemoptysis), muntah darah (hematemesis) : rimpang teratai dicuci bersih lalu dijus sampai terkumpul 200 cc kemudian airnya diminum.
  • Batuk darah (hemoptysis), radang kelenjar gondong (parotitis) dan demam : 30 gram rimpang teratai dan 30-60 gram akar alang-alang (Imperata cylindrica L.). dicuci lalu direbus dengan air secukupnya, setelah dingin disaring lalu airnya diminum.
  • Mimisan, batuk darah (hemoptysis) : akar rimpang teratai, kangkung (Ipomoea reptans Poir.), dan lobak (Raphanus sativus L.) masing-masing secukupnya, dicuci dan dijus lalu diminum.
  • Pendarahan pada telinga, hidung, mulut dan alat genitalia : 100 gram rimpang teratai dan 100 gram bunga delima (Punica granatum L.) direbus dengan air secukupnya, kemudian airnya diminum sedangkan akar teratai dan bunga delimanya dapat dimakan.
  • Pendarahan pada rahim : 100 gram rimpang teratai, 30 gram jamur putih kering (Tremella fuciformis Berk.), dan 10 buah kurma, dimasak sesuai selera lalu dimakan.
  • Menghentikan pendarahan (hemostatik) : cara ke-1 : 100 gram rimpang teratai dan 30 gram daun hia/baru cina (Artemisia vulgaris L.) direbus dengan 300 cc, setelah dingin airnya diminum, sedangkan rimpang teratainya dapat dimakan; Atau cara ke-2 : 200 gram rimpang teratai segar dan 60 gram daun dewa segar (Gynura segetum [Lour] Merr.) dicuci lalu dijus, tambahkan gula merah secukupnya kemudian diminum, lakukan 2-3 kali sehari; Atau cara ke-3 : 200 gram rimpang teratai segar dan 100 gram kucai segar (Allium odorum Linn.) diblender, lalu direbus, setelah dingin airnya diminum. Atau cara ke-4 : 30 gram rimpang teratai dan 10 gram jamur kuping hitam (Auricularia auricula), dicuci dan dipotong-potong lalu ditumis (bisa ditambah bahan lain yang disukai), setelah matang dimakan.
  • Mengatasi pengerasan pembuluh darah (arteriosclerosis) : 30 gram rimpang teratai dipotong-potong, 20 gram jali (Coix lacryma jobi L.), 20 gram rumput laut, 100 gram kacang hijau (Phasiolus radiatus Linn.), 30 gram kacang cuka dan gula pasir secukupnya. Rendam secara terpisah jali, rumput laut, dan kacang hijau. Masak semua bahan menjadi bubur, lalu makan setelah agak dingin.
  • Darah tinggi (hipertensi) : cara ke 1 : 10 gram biji teratai/lien ce dan 15 gram tunas biji teratai (Lien sim), direbus dengan 40 cc air sampai tersisa 200 cc, lalu airnya diminum seperti teh dan biji teratainya dimakan, lakukan setiap hari; cara ke 2 :  10 - 15 gram biji teratai/lien ce direbus dengan air secukupnya sampai mendidih, lalu diminum sebagai teh; dapat juga tunas biji teratai digiling halus, diseduh dengan air panas lalu diminum; cara ke 3 : 30 gram biji teratai/lien ce, 75 gram seledri (Apium graveolens Linn.) dan 25 gram jamur putih kering (Tremella fuciformis Berk.) yang telah direndam terlebih dahulu, direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, setelah dingin airnya diminum sedangkan biji teratai, seledri dan jamur putihnya dapat di makan, lakukan setiap hari; cara ke 4 : 30 gram biji teratai/lien ce, 75 gram seledri segar (Apium graveolens Linn.), 50 gram asparagus segar (Asparagus officianalis L.), 25 gram jamur putih kering (Tremella fuciformis Berk.) dan 20 butir kacang cuka. Semua bahan tersebut dimasak sesuai selera lalu di makan.
  • Mengatasi sakit lambung dan usus pada usia lanjut : 20 butir biji teratai/lien ce (direndam dahulu), rimpang teratai secukupnya dan 30 gram kacang tanah (Arachies hypogaea), dimasak sop setelah matang dimakan.
  • Radanhg usus (enteritits), muntah (hisperemesis), diare : 30 gram rimpang teratai dan 15 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.), dicuci, dipotong-potong seperlunya lalu diblender, kemudian diminum.
  • Muntah (hisperemesis) : lendir dari tangkai daun dan tangkai bunga teratai masing-masing 1 sendok teh, diseduh dengan 200 cc air panas, diminum selagi hangat. Lakukan satu kali sehari.
  • Muntah (hisperemesis), diare : 50 gram rimpang teratai segar, dan 15 gram jahe dicuci lalu dijus kemudian diminum. Lakukan 3 kali sehari.
  • Disentri : 50 gram rimpang teratai dan 10 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.), dicuci lalu diparut atau dijus, air perasannya ditambahkan 100 cc air lalu dipanaskan hingga mendidih, setelah dingin ditambahkan 1 sendok makan madu, diaduk kemudian diminum.
  • Panas dalam, gondokan, juga bermanfaat untuk penderita jantung dan lever : 100 gram rimpang teratai dan 50 gram akar alang-alang segar (Imperata cylindrica L.), dicuci dan dipotong-potong seperlunya lalu direbus dengan 500 cc air bersih hingga tersisa 250 cc. Setelah dingin disaring lalu airnya diminum seperti teh.
  • Menghilangkan gangguan lever dan empedu, menurunkan tekanan darah (hifotensif dan mengembalikan nafsu makan : 30 gram rimpang teratai dimasak dengan 500 gram kacang hijau (Phaseolus radiatus Linn.) atau 60 gram jali (Coix lacryma-jobi L.), kemudian dimakan.
  • Meningkatkan fungsi jantung, melancarkan peredaran darah, menormalkan tekanan darah, mengembalikan nafsu makan, dan sebagai penenang (sedatif) : 30 gram biji teratai (Lien ce) dimasak dengan 60 gram jali (Coix lacryma jobi L.) sampai menjadi bubur lalu setelah dingin dimakan buburnya.
  • Jantung coroner : cara ke 1 : 100 gram rimpang teratai segar dan 100 gram akar alang-alang segar (Imperata Cylindrica L.), jamur putih kering (Tremella fuciformis Berk.) dan jamur hioko kering (Pasanea prumus) masing-masing 20 gram, semuanya dicuci lalu direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu airnya diminum untuk dua kali sehari, setiap kali 150 cc, sedanhgkan jamur putih, jamur hioko dan akar rimpang teratai dapat dimakan.; cara ke 2 : 30 gram rimpang teratai dipotong-potong, 50 gram asparagus segar (Asparagus officinalis L.), 10 gram jamur putih kering (Tremella fuciformis Berk.) atau 10 gram jamur hioko (Pasanea prumus) dan 10 butir kacang cuka, dimasak sesuai selera lalu dimakan.
  • Jantung berdebar keras (palpitasi) : 60 gram biji teratai (lien ce), kaktus gepeng (Opuntia dilenii Haw.) secukupnya (yang telah dibuang kulitnya lalu dijus), tambahkan gula dan air secukupnya kemudian ditim, setelah matang dimakan.
  • Mencegah dan mengatasi hepatitis : 10 butir biji teratai (lien ce) segar direbus dalam periuk tanah dengan air secukupnya hingga lembut lalu masukkan satu buah kesemek kering (Dyospyros kaki L.) yang telah diiris-iris, lalu direbus kembali hingga airnya tersisa 400 cc, kemudian diminum untuk 2 kali sehari, setiap kali 200 cc, biji teratai dan kesemeknya dapat dimakan.
  • Tifus : 100 gram rimpang teratai muda, 30 gram sambiloto (Andropaghis paniculata Ness.) dan 200 gram pepaya 1/2 matang (Carica papaya L.), direbus dengan air secukupnya, tambahkan satu sendok makan madu lalu airnya diminum selagi hangat sedangkan rimpang teratai dan pepaya dapat dimakan.
  • Step kronis pada anak-anak : 5 kuntum bunga teratai direbus dengan air secukupnya, setelah dingin airnya diminum untuk menurunkan panas.
  • Mengatasi sering berkeringat pada malam hari di musim panas pada anak-anak : daun teratai (ho lien ye) secukupnya, 100 gram kacang hijau (Phaseolus radiatus L). dan 50 gram krokot segar (Portulaca oleraceae L.) direbus dengan 600 cc air sampai tersisa 300 cc, setelah dingin disaring lalu airnya diminum. Lakukan 2-3 kali sehari.
  • Susah tidur (Insomnia) 5-12 gram biji teratai (lien ce) direndam, direbus dengan air secukupnya, lalu air rebusannya diminum dan biji teratainya dimakan.
  • Defresi, stres, dan gelisah : 20 butir biji teratai (lien ce), 15 gram biji lengkeng (Euphioria longana Lamk.), 10 butir angco dan 10 butir kim cim, semuanya direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, airnya diminum sedangkan biji teratai, angco dan kim cim dapat dimakan.
  • Meningkatkan stamina tubuh, meningkatkan gairah seksual dan menunda proses penuaan : 30 gram biji teratai (lien ce), 15 gram biji kucai (Allium odorum Linn.), direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, tambahkan madu secukupnya lalu airnya diminum, biji teratainya dapat dimakan.
  • Menunda penuaan : 30 gram biji teratai (lien ce) , 15 gram bunga teratai dan 50 gram akar rimpang teratai yang telah dipotong-potong, rebus bersama 25 gram beras merah (Oryza sativa L.) sampai menjadi bubur, lalu dimakan.
  • Mengatasi gangguan psikis (cemas, emosional) dan fisik pada masa menopause : cara ke-1 : 10 gram biji teratai (lien ce), 10 gram umbi bunga lili/pahap (dapat dibeli ditoko obat Tionghoa), dan 15 gram kulit labu bligo kering (Benincasa hispida Cogn.). direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, setelah dingin airnya diminum, sedangkan pahap dan biji teratainya dimakan. Cara ke-2 : 20 butir biji teratai (lien ce), 20 butir angco dan 30 gram kie cie (beli di supermarket), 5 gram kulit jahe kering (Zingiber officinale Rosc.), direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu airnya diminum, sedangkan biji teratai, angco dan kie cie dapat dimakan.
  • Menghaluskan kulit : 30 gram bunga teratai dimasak dengan ketan secukupnya, tambahkan sedikit gula lalu dimasak sampai menjadi bubur kemudian dimakan.
  • Bercak-bercak di kulit karena kekurangan trombosit : 250 gram akar teratai dimasak dengan 100 gram angco atau kurma (beli di supermarket) setelah matang dimakan.
  • Mengatasi jerawat : 60 gram daun teratai kering (ho lien ye) atau 250 gram yang segar direbus dengan air secukupnya lalu airnya diminum seperti teh.
  • Wasir (hemorrhoids) disertai pendarahan : 100 gram rimpang teratai dipotong-potong lalu direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu airnya diminum selagi hangat. 


Catatan
  • Biji teratai kim cim dapat dibeli di supermarket atau toko obat Tionghoa, akar rimpang teratai dapat dibeli di pasar-pasar tradisional.
  • Setiap pengobatan dilakukan secara teratur. Untuk penyakit berat tetap konsultasikan ke dokter.

Silahkan kunjungi Tumbuhan Obat lainnya : Jenis Tumbuhan Obat

Khasiat Widuri

Widuri Calotropis gigantean Dryand. Familia :  Asclepiadaceae. Sinonim :  Asclepias gigantean Linn. Widuri Calotropis gigantean ... thumbnail 1 summary
Widuri
Calotropis gigantean Dryand.
Familia : Asclepiadaceae.
Sinonim : Asclepias gigantean Linn.
Widuri (Calotropis gigantean Dryand.)
Widuri
Calotropis gigantean Dryand.
  • Tumbuhan yang terdapat di daerah kering, tumbuh liar dan kadang ditanam sebagai tanaman hias. 
  • Habitus perdu, tinggi 0,5-3 m.
  • Batang bulat, kukuh, kulit pucat.
  • Daun bertangkai sangat pendek, helaian dan memanjang atau bulat telur terbalik dengan pangkal berbentuk jantung dan ujung tumpul, sisi  atas daun mulanya berambut lebat yang berwarna putih kemudian gundul, panjang  8-30 cm, lebar 4-15 cm.
  • Bunga majemuk dalam anak payung, tangkai bunga tebal dengan panjang 3-5 cm mahkota bunga berbentuk roda, berwarna lila, kandang-kandang putih dengan tabung yang hijau pucat, berbentuk cawan yang dangkal.
  • Buah bumbung, berdiri sendiri atau berpasangan, bulat telur memanjang dengan ujung melengkung seperti kait.  Biji coklat,  berambut  pendek dan lebat.

Nama Daerah
  • Sumatra : rubric (Aceh), biduri, lembega, rembega, remingu (Melayu), rumbigo (Minangkabau).
  • Jawa : babakoan, badori, biduri, widuri (Sunda), saduri, widuri, (Jawa), bidhuri, (Madura), burigha (Kangean).
  • Nusa Tenggara : maduri (Bali), rembiga (sasak), kore (Bima), krokoh (Flores), kolomsusu (Timor).
  • Sulawesi : rambega (Makasar, Bugis).

Nama Asing
  • Niu chia kua (T), asclepiad tree, crown flower, mudar plant (I), dokrak (Th), widuri, reminggu (M), kapal-kapal (F) oschertrach.

Kandungan Kimia, Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologis
  • Mengandung glukosida (kalotropin, fuscharin, kalotoksin). Kulit batang mengandung dammar. Daun mengandung kalotropin, damar, floavil dan alban. Sifat kimiawi pedas, tajam, pahit, berkhasiat sebagai pencahar (purgative), digestif, tonik (pada dosis yang kecil), menambah nafsu makan (stomakik) peluruh muntah (emetikum).

Bagian yang Dipakai
  • Kulit pohon, akar, daun, bunga dan getah.

Resep dan Dosis Pemakaian Luar
  • Gigi rusak (caries) : getah widuri 3-4 tetes dengan kapas dilumaskan pada gigi yang rusak, jangan terkena gigi yang sehat. Lakukan 1-2 kali sehari.
  • Kutil : getah widuri dan kapur sirih secukupnya dicampur lalu dioleskan pada kulit yang terdapat kutil. Lakukan 2-3 kali sehari secara teratur sampai kutil hilang.
  • Bisul (furunculus) : daun widuri secukupnya dihaluskan lalu dioleskan pada bisul agar lekas matang.
  • Eksim (eczema): getah widuri beberapa tetes dilumaskan pada kulit yang terkena eksim. Lakukan 2 kali sehari secara teratur.
  • Kudis (Scabies) : Cara ke-1 : 30 gram daun widuri segar dan 30 gram daun ketepeng china (Cassia Alata L.) dicuci bersih dan ditumbuk sampai keluar cairan, lalu dioleskan pada kulit yang terkena kudis; atau Cara ke-2 : 30 gram daun widuri digiling halus, dicampur dengan 50 cc air bersih dan sedikit kapur sirih lalu digosokan dan dilumaskan pada kulit yang sakit. Lakukan 2 kali sehari.

Resep dan Dosis Pemakaian Dalam

  • Kejang jantung (angina pectoris) : ¾ jari kulit widuri, 15 gram daun sembung (Blumea balsamifera DC.), daun dewa (Gynura segetum [Lour] Merr.) dan daun kacapiring (Gardenia augusta Merr.) masing-masing 25 gram dan gula enau (Arenga pinnata Merr.) secukupnya, dicuci dan dipotong-potong seperlunya lalu direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 450 cc, setelah dingin disaring lalu diminum untuk 3 kali sehari, setiap kali 150 cc.
  • Radang lambung (gastritis) : 20 gram bunga widuri dan 50 gram daun lidah buaya (Aloe vera L.) yang telah dikupas kulitnya, direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, setelah dingin disaring lalu diminum untuk 2 kali sehari, setiap kali 150 cc.
  • Campak/gabag (morbili) : 15 gram daun widuri, 10 gram kunyit (Curcuma longa L.), 15 gram daun asam muda (Tamarindus indica L.) dan 15 gram pegagan (Centella asiatica [L.] Urban.), dicuci dan direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring tambahkan dua sendok makan madu lalu diminum untuk 2 kali sehari, setiap kali 150 cc.

Catatan
  • Setiap pengobatan dilakukan secara teratur, untuk penyakit yang serius disarankan untuk tetap berkonsultasi pada dokter.

Silahkan kunjungi Tumbuhan Obat lainnya : Jenis Tumbuhan Obat

Khasiat Wijayakusuma

Wijayakusuma Epiphyllum oxypetalum Haw. Familia :  Cactaceae. Sinonim :  Cereus oxypetalus DC. Wijayakusuma Epiphyllum oxypetalum... thumbnail 1 summary
Wijayakusuma
Epiphyllum oxypetalum Haw.
Familia : Cactaceae.
Sinonim : Cereus oxypetalus DC.
Wijayakusuma (Epiphyllum oxypetalum Haw.)
Wijayakusuma
Epiphyllum oxypetalum Haw.
  • Merupakan tumbuhan terna, tumbuh tegak dengan tinggi 2-3 m, batang induk berbentuk silinder, batang ini terbentuk dari helaian daun yang mengeras dan mengecil.
  • Daunnya pipih, tebal dan berdaging, berbentuk lanset, tulang daun di tengah keras dan tebal, daun berwarna hijau dengan permukaan daun yang halus. Pada setiap tepian daun terdapat lekukan-lekukan yang ditumbuhi tunas daun atau bunga.
  • Bunga wijayakusuma besar, berwarna putih, mempunyai tangkai yang lemas, panjangnya 13-15 cm, penampang bunga sekitar 10 cm, bunga ini hanya mekar pada malam hari dan beberapa jam saja lalu layu dan menjadi kuning. Tidak semua tumbuhan wijayakusuma dapat berbunga dengan mudah, tergantung iklim, kesuburan tanah dan cara pemeliharaannya.
  • Buahnya berwarna merah, bulat dan bergetah, bijinya banyak dan berwarna hitam. Perbanyakan tumbuhan ini dengan setek daun.

Nama Daerah
  • Kembang hongte.

Nama Asing
  • Tan hua (T), bakawali (M).

Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologi
  • Bunga : rasa manis, netral, berkhasiat sebagai antiradang (antiinflamasi), menghentikan pendarahan (hemostatik), meredakan batuk dan dahak.
  • Batang : rasa asin, masam, sejuk, berkhasiat sebagai antiradang (antiinflamasi).

Bagian yang Dipakai
  • Bunga segar atau dikeringkan dan batang pemakaian segar.

Resep dan Dosis Pemakaian Luar
  • Bisul (furunculus), bengkak, luka berdarah : batang atau daun segar wijayakusuma digiling hingga halus lalu ditempelkan pada bagian yang sakit dan dibalut.

Resep dan Dosis Pemakaian Dalam
  • TBC paru dengan batuk, batuk darah (hemoptysis), radang tenggorokan (pharyngitis) : 3-5 kuntum bunga wijayakusuma, 75 gram lidah buaya (Aloe vera L.) yang telah dikupas kulitnya, 15 gram gula, direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, lalu disaring dan airnya diminum hangat-hangat.
  • Asma : 3-5 bunga wijayakusuma, tambahkan gula batu dan air secukupnya, ditim, lalu diminum airnya.
  • Sukar buang air besar atau sembelit (Constipatio) : 20 gram bunga dan batang wijayakusuma, 70 gram lidah buaya (Aloe vera L.) yang telah dikupas kulitnya, direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu  diminum airnya setelah disaring.
  • Pendarahan rahim pada wanita (uterine bleeding) : 2-3 kuntum bunga wijayakusuma, 1 ons daging sapi tanpa lemak, ditim, setelah matang dimakan bersama nasi.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi) : 5 kuntum bunga wijayakusuma, 75 gram akar alang-alang (imperata cylindrica [L.] Beauv.), 15 gram jamur kuping hitam (Auricularia Sp.), direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan airnya diminum.
  • Lemah, meningkatkan stamina : 3 bunga wijayakusuma, 10 buah angco (Fructus jujubae) , 15 gram kie cie (Fructus lycii), direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu diminum airnya, sedangkan angco dan kie cie dapat dimakan.

Catatan
  • Angco dan kie cie dapat dibeli di supermarket. Setiap pengobatan dilakukan secara teratur, untuk penyakit yang serius disarankan untuk tetap berkonsultasi pada dokter.

Silahkan kunjungi Tumbuhan Obat lainnya : Jenis Tumbuhan Obat

Khasiat Tembelekan

Tembelekan Lantana camara L. Familia :  Verbenaceae. Sinonim :  Lantana aculeata L. = Lantana antillana Rafin. = Lantana mutabilis S... thumbnail 1 summary
Tembelekan
Lantana camara L.
Familia : Verbenaceae.
Sinonim : Lantana aculeata L. = Lantana antillana Rafin. = Lantana mutabilis Salisb. = Lantana polyacanthus SCH. = Lantana scrabrida Soland.
Tembelekan (Lantana camara L. )
TembelekanLantana camara L.
  • Tumbuhan berasal dari Amerika tropis, terdapat di dataran rendah sampai ketinggian 1700 m diatas permukaan air laut.
  • Habitus perdu, tegak atau setengah merambat, mempunyai banyak cabang, ranting berbentuk segi empat, tinggi ± 2 m, ada varetas berduri dan ada yang tidak berduri, banyak khas.
  • Daun berbentuk bulat telur, ujungnya meruncing, pinggir bergerigi, tulang daun menyirip, permukaan atas daun berambut banyak terasa kasar, sedangkan bagian bawah daun berambut jarang, daun berbau harum dan duduk saling berhadapan.
  • Bunganya berwarna putih, merah muda, jingga, kuning, dan sebagainya, berbentuk dalam rangkaian yang bersifat rasemos, bergerombol, bulat atau gepeng.
  • Buah seperti buah buni, berwarna hitam mengkilat jika sudah matang.

Nama daerah
  • Sumatra : tembelekan, kembang telek, bunga pagar, kayu singapur, tahi ayam (Melayu).
  • Jawa : kembang setek, saliyara, saliyere, tahi ayam, tahi kotok, cente (Sunda), kembang telek, oblo, puyengan, pucengan, tembelek, tembelekan, teterapan, waung, wileran (jawa), kamanco, mainco, tamanjho (Madura).

Nama Asing
  • Wu se mei (T), coronitas, kantutai, lantana (F), lantana (I), coronitas, cinco negritos (S), bourbentjes (B).

Kandungan Kimia, Sifat Kimia dan Efek Farmakologis
  • Daun mengandung lantadene A (0,31-0,68%), lantadene B (0,2%), asam lantonalat, asam lantat, humulene (mengandung minyak menguap 0,16-0,2%), ß caryophyllene, terpidene, a pinene, p-cymene.
  • Akar : rasa manis, sejuk. Berkhasiat sebagai penurun panas (antipiretik), penawar racun (antitoksik), penghilang rasa sakit (analgesik), menghentikan pendarahan (hemostatik).
  • Daun : rasa pahit, sejuk, berbau, agak beracun (toksik). Berkhasiat menghilangkan gatal (antipruritus), antitoksik, menghilangkan pembengkakan (antiswelling), perangsang muntah (emetikum).
  • Bunga : rasa manis, sejuk, berkhasiat menghentikan pendarahan (hemortatik).

Bagian yang Dipakai
  • Daun, bunga, akar segar atau dikeringkan.

Resep dan Dosis Pemakaian Luar
  • Penyakit kulit, bisul (furunculus), luka berdarah, memar (haematoma), bengkak-bengkak : daun tembelekan segar secukupnya, dihaluskan lalu ditempel pada bagian yang sakit. Diganti 2-3 kali sehari.
  • Rematik : cara ke-1 : daun tembelekan segar dan jahe merah (Zingiber officinale Rosc.), direbus dengan air secukupnya lalu tambahkan air dingin hingga hangat dan dipakai untuk mandi. Cara ke-2 : akar tembelekan kering secukupnya, direbus dengan 1 liter air hingga mendidih lalu dicampur dengan air dingin hingga hangat kemudian gunakan untuk mandi.
  • Radang kulit (dermatitis), eksim (ekzema), jamur kulit) : seluruh bagian tumbuhan tembelekan segar, sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) dan daun ketepeng china (Cassi Alata L.) direbus dengan air secukupnya sampai mendidih, lalu hangat-hangat digunakan untuk mencuci bagian yang sakit.
  • Keseleo : daun tembelekan secukupnya kemudian dilumatkan, tambahkan arak putih dan tepung terigu yang telah digongseng lalu diaduk dan ditempekan pada bagian yang sakit.

Resep dan Dosis Pemakaian Dalam
  • TCB dengan batuk darah : 5-10 gram bunga tembelekan kering, 60 gram akar alang-alang (Imperata cylindrica [L.] Beauv.), 15 gram kencur (Kaempferia galanga L.), gula batu secukupnya, direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan diminum airnya.
  • Batuk (tussis) pada anak-anak : 10 gram bunga tembelekan kering, 30 gram kaktus (Opuntia dilleni [Ker-Gawl.] Haw.) yang telah dikupas kulitnya, 3 lembar daun sirih (Piper betle L.), madu secukupnya, direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya.
  • Sakit kepala, sakit gigi : 30 gram akar kering direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, disaring lalu airnya diminum.
  • Influenza : cara ke-1 : 30 gram daun tembelekan dan 15 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.) direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, disaring lalu diminum airnya selagi hangat, lakukan dua kali sehari; Atau cara ke-2 : 30 gram akar tembelekan, 2 batang daun bawang putih (Allium sativum L.), dan 15 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.) direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan diminum airnya selagi hangat.
  • Pembengkakan kelenjar limfe : 15 gram akar tembelekan kering dan 30 gram rumput laut che chai (Porphyra tenera) direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, disaring lalu airnya diminum dan rumput lautnya dimakan.
  • Sakit perut, diare : 6-9 gram bunga kering digiling hingga menjadi bubuk lalu diseduh dengan air mendidih secukupnya, hangat-hangat airnya diminum.
  • Keputihan (leucorrhea) : 30 gram akar tembelekan kering, 30 gram kulit delima kering (punica granatum L.) direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan dibagi menjadi dua dosis, kemudian diminum. Lakukan dua kali sehari.
  • Sering buang air kecil (beser) : 30 gram daun tembelekan, 10 buah ginkgo biloba (pyk ko) yang telah disangrai, keduanya direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan diminum airnya sedangkan pek ko dimakan.
  • Kencing nanah (Gonorrhoea) : 30 gram akar tembelekan kering, 30 gram sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) 30 gram brotowali (Tinospora crispa [L.] Miers.), direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan diminum airnya.
  • Perangsang muntah (emeticum) : 30 gram daun tembelekan segar, 100 gram lobak (Raphanus sativus Linn.), direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, airnya diminum hangat-hangat setelah disaring.
  • Menambah nafsu makan (stomakik) : 30 gram kulit batang tembelekan direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, lalu disaring dan diminum airnya hangat-hangat sebanyak 200 cc. Lakukan satu kali sehari.
  • Keseleo : 30 gram daun tembelekan, 10 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.), 15 gram daun dewa (Gynura segetum (Lour) Merr.), direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya hangat-hangat.
  • Sakit pinggang (lumbago) : cara ke-1 : 30 gram seluruh bagian tumbuhan tembelekan segar dan takokak (Solanum torvum Swartz.), direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, lalu disaring dan diminum airnya selagi hangat. Atau cara ke-2 : 3-9 gram bunga tembelekan kering, direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya selagi hangat.
  • Pegal linu : 30 gram seluruh tumbuhan tembelekan, 30 gram buah takokak (Solanum torvum Swartz.), dan 15 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.), direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, lalu disaring dan diminum airnya.
  • Rematik : 15 gram akar tembelekan, 10 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.), 15 gram temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, lalu disaring dan diminum airnya.
  • Bisul (furunculus) : 9 gram bunga tembelekan segar, 30 gram daun sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) dan 30 gram daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata [Lam.] Pers.), direbus dengan air secukupnya, setelah dingin diminum.
  • Eksim (ekzema) : bunga tembelekan dikeringkan kemudian digiling hingga halus, ambil 3 gram bubuk tersebut lalu diseduh dengan air panas, kemudian airnya diminum.

Catatan
  • Kelebihan dosis menyebabkan pusing dan muntah-muntah.
  • Wanita hamil dilarang menggunakan tanaman ini.
  • Setiap pengobatan dilakukan secara teratur. Untuk penyakit yang serius tetap konsultasikan ke dokter.

Silahkan kunjungi Tumbuhan Obat lainnya : Jenis Tumbuhan Obat

Khasiat Wudani

Wudani Quisqualis indica L. Familia :  Combretaceae. Sinonim :  Quisqualis ebracteata Beauv. =  Quisqualis longiflora Presl. = Quisq... thumbnail 1 summary
Wudani
Quisqualis indica L.
Familia : Combretaceae.
Sinonim : Quisqualis ebracteata Beauv. =  Quisqualis longiflora Presl. = Quisqualis sinensis Lindl. = Quisqualis loureiri Don. = Q. pubescens Burm. = Quisqualis villosa Roxb.
Wudani (Quisqualis indica L.)
WudaniQuisqualis indica L.
  • Tumbuhan yang berasal dari Asia Tenggara ini dapat ditemukan sampai ketinggian 600 m di atas permukaan air laut.
  • Pengembangbiakan tumbuhan ini dengan biji dan setek batang. Perdu merambat, panjang 2-8 m.
  • Daunnya tunggal, letak berhadapan, bertangkai pendek dengan helaian daun bulat telur memanjang sampai jorong, panjang daun 5-18,5 cm, sedangkan lebar 2,5-9 cm, ujungnya runcing, pangkal membulat, tepi rata, tulang daun menyirip, warna daun hijau.
  • Bunga tersusun dalam bulir yang keluar dari ujung tangkai, mempunyai lima helai mahkota bunga yang warnanya dapat berubah dari mula-mula putih kemerahan menjadi merah keunguan, baunya harum.
  • Buahnya bersegi lima, berbentuk memanjang dengan ujung dan pangkal menyempit, panjang buah 2-3 cm, rasanya seperti kelapa, bila telah masak buah berwarna coklat dan siap dipanen.

Nama Daerah
  • Sumatra : dani, udani, wudani.
  • Jawa : bidani (Sunda), kecekluk, kaceklik, ceguk, cekluk, wedani (Jawa), rabetdani (Madura), kunyit rhabet, rhabet besi, seradengan (Kangean).
  • Sulawesi : tikao (Bugis).
Nama Asing

  • She chin zhe (T), niog-niogan, tagarau, tagulo, talolong, tangolo, tangolan, totoraok (F), Chinese honeysuckle, Rangoon creeper, Burma creeper, liane vermifoge (I), akar dani (M).

Kandungan Kimia, Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologis
  • Buah matang mengandung potassium quisqualata, sebagian besar lemak jenuh trigonelline dan puridine. Kulit buah dan daun mengandung potassium quisqualata. Bunga mengandung cyaniding monoglycoside. Daun dan tangkai mengandung tannin, saponin, sulfur, calcium oksalat, lemak, peroksidase, protein.
  • Sifat kimiawi manis, hangat, beracun (toksik).
  • Berkhasiat sebagai obat cacing, melancarkan pencernaan, memperkuat limpa. Tumbuhan ini masuk meridian limpa dan lambung.
  • Dan bagian yang dipakai adalah terutama biji. Buah masak dijemur untuk disimpan. Akar dan daun dapat juga digunakan untuk pengobatan.

Resep dan Dosis Pemakaian Luar
  • Sakit kepala : daun wudani dihaluskan lalu dipakai sebagai tapal pada pelipis.
  • Penyakit kulit akibat parasit, jamur : buah wudani secukupnya dihaluskan, tambahkan minyak kelapa (Cocos nucifera L.) lalu dibalurkan pada bagian yang sakit.

Resep dan Dosis Pemakaian Dalam
  • Penyakit cacing kremi (oxyuriasi) Cara ke-1 : biji wudani disangrai hingga matang, dimakan dengan dikunyah ½ jam sebelum makan. Anak kecil 3-15 biji sehari, dewasa 15-30 biji sehari, dibagi untuk tiga kali makan, lakukan secara teratur. Atau Cara ke-2 : 10 gram biji wudani, 10 gram biji pinang (Areca catechu L.), direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya hangat-hangat.
  • Penyakit cacing gelang (ascariasis) : Cara ke-1 : untuk anak-anak 3-5 biji wudani, ditumbuk lalu dimakan. Atau Cara ke-2 : 2 jari akar wudani, gula jawa secukupnya, direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum pagi hari sebelum makan.
  • Penyakit cacing tambang (ankylostomiasis) :30 biji wudani dicuci bersih lalu digiling halus, seduh dengan 100 cc air panas, tambahkan satu sendok makan madu, diminum hangat-hangat malam hari sebelum tidur.
  • Berat badan berkurang pada anak-anak (infantile malnutrition) : 6 gram tumbuhan wudani direbus dengan 300 cc hingga tersisa 100 cc, lalu disaring dan diminum airnya.

Catatan
  • Sebelum dan sesudah makan obat ini, jangan minum teh kerena menambah gejala yang tidak diinginkan (efek samping obat).
  • Kelebihan dosis dapat menimbulkan rasa pening, muntah, cegukan, sakit perut, diare, yang akan hilang dengan sendirinya.
  • Di luar negeri sudah dibuat obat paten dengan merek dagang Wu Kan Fei Urh Wan (Tiongkok).

Silahkan kunjungi Tumbuhan Obat lainnya : Jenis Tumbuhan Obat

Khasiat Tapak Dara

Tapak Dara Catharanthus roseus (L.) G. Don. Familia :  Apocynaceae. Sinonim :  Ammocallis rosea Small. = Loch-nera rosea Reich. = Vi... thumbnail 1 summary
Tapak Dara
Catharanthus roseus (L.) G. Don.
Familia : Apocynaceae.
Sinonim : Ammocallis rosea Small. = Loch-nera rosea Reich. = Vinca rosea L.
Tapak Dara (Catharanthus roseus (L.) G. Don.)
Tapak Dara
Catharanthus roseus (L.) G. Don.
  • Tumbuhan ini berasal dari amerika tengah, tumbuh liar dan banyak ditanam sebagai tanaman hias.
  • Tumbuhan semak menahun ini terdapat pada dataran rendah sampai ketinggian 1800 m diatas permukaan air laut, dapat tumbuh pada bermacam-macam iklim, baik ditempat terbuka maupun tertutup.
  • Tumbuhan ini dapat diperbanyak dengan biji, setek batang, atau akar.
  • Habitus herba atau semak yang tumbuh tegak, bercabang banyak, tinggi mencapai 120 cm.
  • Batangnya berkayu pada bagian bawah, bergetah putih, bentuk batang bulat, berwarna merah tengguli, berambut halus.
  • Daunnya tunggal, agak tebal, tersusun berhadapan bersilang, berbentuk bundar memanjang atau bulat telur, pangkal daun meruncing dan bertangkai, kedua permukaan daun berambut halus.
  • Bunga tunggal, keluar dari ujung tangkai dan ketiak daun dengan lima helai mahkota bunga, bentuknya seperti terompet, berwarna putih, ungu, merah muda atau putih dengan warna merah ditengahnya, tabung mahkota bunga sepanjang 22-30 mm.
  • Buahnya berupa buah berbumbung berbulu, berisi banyak biji yang berwarna hitam, menggantung pada batang, warna buah hijau atau hijau pucat.

Nama Daerah
  • Sumatra : rutu-rutu, rumput jalang, kemuting china.
  • Jawa : kembang sari china, kembang serdadu, kembang tembaga, paku rane, tapak doro, cakar ayam, tai lantuan.
  • Nusa Tenggara : tapak lima (Bali).
  • Sulawesi : sindapor.
  • Maluku : usia.

Nama Asing
  • Chang chun hua (T), amnias, atai bia, kantotan, sitchirika (F), vinca, madagaskar periwinkle herb, pink periwinkle (I), vonenina (Md), soldatenbloem (B), hoa hai dang, dira can (V), chichirica, san pedro (S), kemunting china (M).

Kandungan Kimia, Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologis
  • Pada akar, batang, daun, dan biji ditemukan lebih dari 70 macam alkaloid, termasuk 28 bi-indole alkaloid. Komponen anti kanker, yaitu alkaloid seperti vinblastine (VLB), vincristine (VCR), leurosine (VLR), vincadioline, leurosidine dan catharanthine. Alkaloid yang berefek hypoglycemic (menurunkan kadar gula darah), antara lain leurosine, catharanthine, lochnerine, tetrahydroalstonine, vindoline, dan vindolinine. Bersifat sedikit pahit, sejuk, toksik, masuk ke meridian hati. Berkhasiat sebagai antikanker (antineoplastik), menurunkan tekanan darah (hipotensi), penenang (sedatif), menyejukan darah, menghentikan pendarahan (hemostatik), menetralkan panas dan racun, peluruh kencing (diuretik).

Bagian yang Dipakai
  • Seluruh bagian tumbuhan tapak dara segar atau dikeringkan.

Resep dan Dosis Pemakaian Luar
  • Luka bakar : daun tapak dara segar secukupnya, beras putih secukupnya, dihaluskan hingga seperti bubur, lalu ditempelkan pada bagian yang sakit.
  • Gondongan (parotitis), bengkak, bisul (furunculus) dan borok : daun tapak dara secukupnya dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian yang sakit.

Resep dan Dosis Pemakaian Luar
  • Acute lymphocytic leukemia : 15 gram tapak dara, direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum.
  • Clinical studies : vinblastine terutama dipakai untuk hodgkin’s disease dan chorioepithelioma, juga efektif pada sejumlah pasien dengan kanker payudara, kanker indung telur (ovarium) atau nephroblastoma. Vincristine lebih efektif pada acute lymphocytic dan granulocitic leukemia, terutama pada acute leukemia pada anak-anak (lymphocitic dan myelocitic). Karena keduanya menyebabkan penekanan ringan pada sumsum tulang dan anabolisme, vincristine digunakan bersama antineoplastic lain, misalnya : MOPP (Nitrogen mustard, vincristine, procarbazine dan prednisione) pada pengobatan hodgkin’s disease. COAP (Cyclophosphamide, vincristine, cytosine arabinoside dan prednisone) pada pengobatan acute leukemia pada anak-anak dan sejumlah leukemia pada orang dewasa.
  • Leukemia : 30 gram tapak dara, 10 gram adas (Foeniculum vulgare Mill.), 10 butir angco (Fructus jujubae), 15 gram kie cie (Fructus lycii), direbus dengan 1 liter air hingga tersisa 500 cc, lalu disaring dan diminum airnya. Lakukan dua kali sehari.
  • Mencegah dan mengatasi kanker (karsinoma) : 15 gram tapak dara segar, 30-60 gram daun pepaya segar (Carica papaya L.), 30 gram daun bayam merah segar (Alternanthera amoena Voss.), 30 gram rumput mutiara (Hedyotis corymbosa [L.] Lamk) direbus dengan 700 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan ditambahkan madu, diminum tiga kali sehari, setiap kali minum 100 cc (tetap konsultasikan ke dokter ).
  • Mencegah kanker payudara : 6-15 gram tapak dara kering direbus dengan 400 cc  air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya.
  • Kanker rahim : 15 gram bunga tapak dara, 30 gram rumput lidah ular (Hedyotis diffusa (Willd.) Roxb.), direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya. (tetap konsultasikan ke dokter).
  • Kurang darah (anemia) : 4 kuntum bunga tapak dara putih, 15 gram bayam merah (Alternanthera amoena Voss.), 5 butir angco ( Fructus jujubae) direbus dengan 600 cc  air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya hangat-hangat.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi) : Cara ke-1 : 15 gram daun tapak dara, 10 gram bunga krisan (Crysanthemum sp.), direbus dengan 600 cc  air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan diminum sore hari. Cara ke-2 : 15 gram daun atau bunga tapak dara, direbus dengan 400 cc  air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya menjelang tidur.
  • Kencing manis (diabetes mellitus) : Cara ke-1 : 10-15 gram daun tapak dara, 30 gram ceplukan segar (Physalis peruviana L.), direbus dengan 600 cc  air hingga tersisa 300 cc, lalu diminum airnya setelah disaring, lakukan dua kali sehari; Cara ke-2 : 30 gram daun tapak dara segar direbus dengan 400 cc  air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya, lakukan secara rutin; Cara ke-3 : 15 gram daun tapak dara kering, adas (Foeniculum vulgare Mill.), pulasari (Alyxia rein wardtii Bl.) masing-masing secukupnya, segar direbus dengan 600 cc  air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan diminum airnya, lakukan secara rutin; Cara ke-4 : 6 lembar daun tapak dara, 15 kuntum bunga tapak dara, segar direbus dengan 800 cc  air hingga tersisa 400 cc, lalu disaring dan diminum airnya. Lakukan dua kali sehari pagi dan sore.
  • Batu ginjal : 30 gram daun tapak dara, 30 gram keji beling (Strobilanthes crispus Bl.), 15 gram daun tempuyung (Sonchus arvensis L.), segar direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu diminum airnya setelah disaring. Lakukan dua kali sehari.
  • Demam : 15 gram herba tapak dara, 10 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.), gula aren (Arenga pinnata Merr.), segar direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, lalu disaring dan diminum airnya. Lakukan dua kali sehari.
  • Gondongan (parotitis) : 15 gram herba tapak dara, gula merah secukupnya, segar direbus dengan 400 cc  air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya.
  • Asma, radang saluran napas (bronkhitis) : Cara ke-1 : 10 gram akar tapak dara, 10 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.), 100 gram lobak (Raphanus sativus Linn.), segar direbus dengan 600 cc  air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya, lakukan dua kali sehari. Cara ke-2 : 1 potong bonggol akar  tapak dara, segar direbus dengan 800 cc  air hingga tersisa 400 cc, lalu disaring dan diminum airnya. Lakukan dua kali sehari, pagi dan sore.
  • Malaria : 10 gram akar tapak dara, 10 gram temu hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.), 10 gram temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.), 15 gram sambiloto (Andrographis panniculata Nees.), segar direbus dengan air secukupnya,  lalu disaring dan diminum airnya.
  • Muntaber : 15 gram herba tapak dara  direbus dengan 400 cc  air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya hangat-hangat.
  • Sakit perut : 15 gram herba tapak dara, gula merah secukupnya, direbus dengan 400 cc  air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya hangat-hangat.
  • Disentri, sariawan (aphthae) : 10 gram daun tapak dara, 30 gram krokot (Portulaca oleracea L.), segar direbus dengan air secukupnya lalu disaring dan diminum airnya.
  • Batuk (tussis) : 10 gram herba tapak dara, 10 gram kulit jeruk mandarin/keprok kering  (Citrus nobillis Lour.), 10 gram bunga mawar kering (Rosa chinensis Jacq.), segar direbus dengan 400 cc  air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya hangat-hangat.
  • Tangan gemeteran tanpa terkontrol (buyutan) : 15 gram daun tapak dara, segar direbus dengan 400 cc  air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya.

Efek yang Tidak Diinginkan
  • Setelah pemakaian vinblastine, biasanya terjadi penurunan sel darah putih (leucopenia) dengan tingkatan yang bervariasi dan kembali seperti semula dalam 1-2 minggu setelah penghentian pemakian obat. Efek terhadap sel darah merah dan platelet sangat kecil.Sejumlah pasien dapat  timbul gangguan nafsu makan dan reaksi pencernaan lainnya seperti mual, muntah, kesulitan buang air besar dan beberapa timbul gangguan neurologis seperti susah tidur, sakit kepala, depresi mental, sensasi yang abnormal, dan kehilangan reflek dalam.
  • Keracunan vincristine bernamifestasi pada sistemsaraf dengan gejala sensasi abnormal, rasa bebas pada tungkai, rasa sakit, kehilangan reflek dalam, rasa lemah, gangguan pergerakan, serak, kelumpuhan kelopak mata (Ptosis), penglihatan kembar (diplopia), dan lain-lain. Dua puluh persen penderita menjadi botak (alopecia), juga menghambat sistem pembuatan sel darah, hemoglobin, platelets dan sel darah putih menurun 1-2 mg setelah pemakaian obat ini. Hambatan terhadap sistem hematopoliesis (pembuatan sel darah), relatif ringan dibandingkan dengan obat kanker lainnya.

Catatan
  • Tumbuhsn obat ini mengandung komponen aktif, vinblastine dan leurocristine (vincristine) yang berkhasiat antikanker pada leukemia 1534, leukemia 1210, AKR leukemia, Ehrlich ascitik liver carcinomia dan walker carcinoma 256. Komponen ini menghentikan mitosis sel kanker pada methapase.
  • Di luar negri, herba tapak dara ini sudah dibuat obat suntik, yaitu vincristine injeksi dan vinblastine injeksi.
  • Wanita hamil dilarang menggunakan tanaman ini.
  • Setiap pengobatan dilakukan secara teratur. Untuk penyakit yang serius tetap konsultasikan ke dokter.

Silahkan kunjungi Tumbuhan Obat lainnya : Jenis Tumbuhan Obat

Khasiat Putri Malu

Putri Malu Mimosa pudica Linn Putri Malu (Mimosa pudica Linn) Familia :  Fabaceae Kerajaan :  Plantae ,  Divisi :  Magnoliopsida ... thumbnail 1 summary
Putri Malu
Mimosa pudica Linn
Putri Malu (Mimosa pudica Linn )
Putri Malu(Mimosa pudica Linn)
Familia : Fabaceae
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Upafamili : Mimosoideae
Genus : Mimosa, 
Spesies : Mimosa pudica.
  • Putri Malu [Mimosa pudica Linn] sering tumbuh di pinggir jalan, tanah lapang, cepat berkembang biak, tumbuh tidur di tanah, kadang-kadang tegak.
  • Batang bulat, berbulu dan berduri. Putri Malu tumbuh liar begitu saja. 
  • Tanaman ini memiliki bentuk daun kecil-kecil tersusun majemuk, bentuk lonjong dengan ujung lancip, warna hijau (ada yang warna kemerah-merahan).
  • Bunga bulat seperti bola, warna merah muda, bertangkai.
  • Tumbuhan perdu pendek anggota polong-polongan yang mudah dikenal karena daun-daunnya yang dapat secara cepat menutup (menguncup) dengan sendirinya saat disentuh. Walaupun sejumlah anggota polong-polongan dapat melakukan hal yang sama, putri malu bereaksi lebih cepat daripada jenis lainnya. Daun putri malu menutup ini bersifat sementara karena setelah beberapa menit keadaannya akan pulih seperti semula. Rangsangan tersebut juga dirasakan daun lain yang tidak ikut tersentuh. Gerak ini disebut seismonasti, walaupun dipengaruhi rangsang sentuhan atau (tigmonasti). Tanaman ini juga menguncup saat matahari terbenam dan merekah kembali setelah matahari terbit. Tumbuhan putri malu menutup daunnya untuk melindungi diri dari hewan pemakan tumbuhan (herbivora).

Nama Daerah
  • Putri Malu

Nama Asing
  • Filipina adalah makahiya berarti 'malu",dari Sinhala adalah nidikumba berarti "tidur", dari Tonga adalah mate-loi berarti "pura-pura mati", namanya dalam bahasa Cina berarti "rumput pemalu". Kata pudica sendiri dalam bahasa Latin berarti "malu" atau "menciut"

Kandungan Kimia, Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologis
  • Kandungan Mimosine, berisfat manis dan agak dingin, sedangkan efek farmakologisnya adalah sebagai sebagai penenang (tranquiliser), pelancar dahak (expectoran), sedative, anti batuk (antitusif), penurun panas (antipiretic), pelancar air kencing (diuretic), dan anti radang (anti-inflammatory). Dan bagian yang dipakai adalah akar, daun, dan seluruh tanaman.

Mengobati :
  • Insomnia
  • Bronkhitis
  • Batuk berdahak
  • Panas tinggi
  • Herpes
  • Reumatik
  • Cacingan/Ascariasis
  • Batu Saluran Kencing

Resep dan Dosis Pemakaian Luar
  • Untuk Luka, Radang kulit bernanah (Pioderma) dan Herpes : Tanaman Putri Malu segar dilumatkan, Lalu ditempelkan ke tempat yang sakit.

Resep dan Dosis Pemakaian Dalam
  • Untuk mengobati Insomnia (Penyakit susah tidur)
    Resep 1
    - Rebus daun putri Malu (Mimosa Pudica Linn.) sebanyak 30-60 gr.
    - Setelah dingin diminum.
    Resep 2
    - Daun Putri Malu/Si Kejut (Mimosa pudica Linn.) 15 gr, Sawi Langit (Vemonia 
      cinerea) 15 gr. Calincing (Oxalis repens) 30 gr,
    - Semua bahan di rebus sampai mendidih.
    - lalu di minum.
  • Mengobati Bronkhitis Kronis
    Resep 1
    - Akar tanaman Putri Malu (Mimosa Pudica Linn.) 60 gr, dan Air 600 cc.
    - Semua bahan direbus dengan api kecil hingga tersisa 200 cc.
    - Dibagi 2 kali minum. 10 hari adalah 1 kuur.
    Resep 2
    - Mimosa pudica Linn. 30 gr, Akar peristrophe roxburghiana 10 gr
    - Keduanya direbus sampai mendidih
    - Dibagi menjadi 2 dosis/hari
  • Mengobati Batuk dengan dahak banyak
    - Rebus akar Putri Malu sebanyak 10-15 gr. dengan air secukupnya lalu di minum.
  • Mengobati Rheumatik
    - 15 gr akar Putri Malu (Mimosa Pudica Linn.) direndam dalam 500 cc arak putih
       selama 2 minggu.
  • Cacingan/Ascariasis
    - Cuci 10-15 gr akar putri malu, lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas.
    - Setelah dingin disaring dan air saringannya diminum sehari 3 kali, masing-masing 1/2
       gelas.
  • Batu Saluran Kencing
    - Cuci herba putri malu segar, lalu rebus dalam 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas.
    - Setelah dingin disaring dan airnya diminum sekaligus.
    - Sebaiknya ramuan ini diminum pada malam hari.

Kontraindikasi :
  • Pemakaian akar tanaman putri malu [Mimosa pudica Linn] secara berlebihan atau melebihi dosis justru akan menyebabkan keracunan dan muntah-muntah.
  • - Wanita hamil di larang memakai resep ini.

Catatan :
  • Setiap pengobatan dilakukan secara teratur, untuk penyakit yang serius disarankan untuk tetap berkonsultasi pada dokter.

Silahkan kunjungi Tumbuhan Obat lainnya : Jenis Tumbuhan Obat

Khasiat Tahi Kotok

Tahi Kotok Tagetes erecta L. Familia :  Campositae (Asteraceae). Tanaman yang berasal dari Meksiko. Tahi Kotok (Tagetes erecta L.)... thumbnail 1 summary
Tahi Kotok
Tagetes erecta L.
Familia : Campositae (Asteraceae).
  • Tanaman yang berasal dari Meksiko.
    Tahi Kotok (Tagetes erecta L.)
    Tahi Kotok(Tagetes erecta L.)
  • Tumbuhan ini menyukai tempat-tempat yang terkena sinar matahari dan lembab, biasa ditanam dihalaman rumah sebagai tanaman hias.
  • Merupakan herba semusim (annual) yang tumbuh tegak, bercabang dengan tinggi 0,6-1,3 m, berbau tidak enak.
  • Daun menyirip berbagi hingga dekat sekali dengan tulang daun tengah atau menyirip gasal dengan poros bersayap. Anak daun berbentuk lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi.
  • Bunga bentuk bongol, tunggal atau berkumpul dalam malai rata yang jarang, dikelilingi oleh daun palindung, tangkai panjang dengan ujung yang membesar. Bunga tepi bentuk pita, betina, delapan atau lebih dengan bentuk pita bulat telur terbalik, oranye cerah atau kuning muda. Bunga cakram banyak berkelamin dua.

Nama Daerah
  • Ades (Sunda), kenikir (Jawa).

Nama Asing
  • Wan shou chik (T), ahito, amarillo (F), african marigold, french marigold, marigold (I), amarillo (S), Afrikaantjes (B), tahi ayam (M).

Kandungan Kimia, Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologis
  • Bunga mengandung tagetiin 0,1%, terthienyl, helenian 0,74%, flavoxanthin. Rasa pahit, bau khas, sejuk, berkhasiat sebagai antiradang (antiinflamasi), mengencerkan dahak (ekspektoran) dan mengatasi batuk (antitusif). Dan bagian yang dipakai adalah bunga.

Resep dan Dosis Pemakaian Luar
  1. Gondongan (parotitis), pembengkakan payudara (mastitis) : bunga tahi kotok secukupnya dihaluskan dan campurkan dengan cuka beras putih secukupnya, lalu gunakan sebagai tapal pada bagian yang sakit.
  2. Radang kulit bernanah (Pioderma) : akar dan daun segar tanaman tahi kotok, daun sambiloto segar (Andrographis paniculata Nees.) secukupnya, dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian yang sakit.
  3. Luka : bunga tahi kotok, daun ubi jalar (Ipomoea batatas Poir.), masing-masing secukupnya dihaluskan lalu ditempelakan pada bagian yang sakit.

Resep dan Dosis Pemakaian dalam
  1. Sakit gigi, sakit mata (Conjuntivitis) : 10 gram bunga tahio kotok kering, 2 siung bawang putih (Allium sativum L.), direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu airnya disaring dan diminum.
  2. Influenza : 10 gram bunga tahi kotok kering, 15 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.), dan 1 batang daun bawang putih (Allium sativum L.), direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, disaring lalu airnya diminum.
  3. Batuk rejan (pertussis) : Cara ke-1 : 15 gram bunga tahi kotok kering, gula merah secukupnya, direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya. Cara ke-2 : 15 gram bunga tahi kotok kering, 10 gram kencur (Kaempferia galanga L.), 10 gram kulit jeruk mandarin kering (Citrus nobilis Lour.), gula aren (Arenga pinnata Merr.) secukupnya, direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya hangat-hangat.
  4. Radang saluran napas (bronkhitis) : 10 gram bunga tahi kotok kering, 25 gram jamur putih kering (Tremella fuciformis Berk.), dan 10 gram umbi bunga lili kering/pahap (Lilium sp.), direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring lalu airnya diminum.
  5. Radang tenggorokan (pharyngitis ) : 10 gram bunga tahi kotok kering, 60 gram daun lidah buaya (Aloe vera L.) yang telah dikupas kulitnya, 30 gram brojo lintang (Belamcanda chinensis [L.] DC.), direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu  disaring dan airnya diminum.
  6. Sariawan (aphthae) :10 gram bunga tahi kotok kering, 10 gram asam jawa (Tamarindus indica L.) tanpa biji, gula merah secukupnya, direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu airnya diminumairnya setelah disaring.
  7. Kejang karena panas pada anak-anak : 5 gram bunga tahi kotok kering, 30 gram kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) yang direndam dahulu dan 15 gram daun teratai (Nelumbium nelumbo Druce.), direbus dengan air secukupnya disaring lalu diminum.

Catatan :
  • Setiap pengobatan dilakukan secara teratur, untuk penyakit yang serius disarankan untuk tetap berkonsultasi pada dokter.

Silahkan kunjungi Tumbuhan Obat lainnya : Jenis Tumbuhan Obat

Khasiat Daun Dewa

Daun Dewa Gynura segetum [Lour.] Merr.  Familia :  Compositae Sinonim :  Gynura procumbens (Lour) Merr. = G. pseudo-china DC. = G. div... thumbnail 1 summary
Daun Dewa
Gynura segetum [Lour.] Merr. 
Familia : Compositae
Sinonim : Gynura procumbens (Lour) Merr. = G. pseudo-china DC. = G. divaricata DC. = G. ovalis DC. = Senercio divaricata L.
Daun Dewa (Gynura segetum [Lour.] Merr.)
Daun Dewa
Gynura segetum [Lour.] Merr. 
  • Tanaman ini terhitung tanaman semak tahunan, tinggi kurang lebih 50 cm, memanjang warna tengguli, bila agak tua bercabang banyak. Tergolong tumbuhan semak yang subur pada ketinggian 0 - 1.000 m di atas permukaan laut.
  • Daun berwarna hijau tua dengan garis ungu di pinggirnya, warna daun bagian atas lebih tua daripada bagian bawah, kedua permukaan daun mempunyai bulu-bulu halus, bentuk daun bulat memanjang, dengan pinggir berlekuk, bertangkai daun amat pendek.
  • Batangnya memiliki rambut halus, lunak, serta berwarna ungu kehijau-hijauan, tinggi batangnya cuma 10-25 cm.
  • Bunganya muncul di ujung batang. Sebelum mekar, bunganya seperti kancing, berupa himpunan benang sari berwarna kuning cerah sesudah mekar. Mahkota bunga berwarna kuning dengan ujung merah kecoklatan. Bunga umumnya segera rontok, tidak jadi buah.
  • Buah memiliki bentuk lonjong dengan diameter 4-5 mm.
  • Akarnya yang membentuk umbi dengan panjang kurang lebih 5-8 cm. Kulit umbi berwarna keabu-abuan, namun daging umbinya terlihat bening sampai keruh.
  • Umumnya daun dewa diperbanyak secara vegetatif dengan stek batang, anakan/tunas, dan umbi.

Nama Daerah

  • Di Jawa disebut sambung nyawa. .Melayu disebut dengan beluntas cina, daun dewa, setawar barah, samsit

Nama Asing
  • Cina disebut san qi cao

Kandungan Kimia, Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologis 
  • Saponin, Minyak Atsiri, Flavonid. Bersifat netral, rasanya khas, antikoagulan, mencegah pembekuan darah, stimulasi sirkulasi, menghentikan pendarahan. Dan bagian yang dipakai adalah seluruh bagian tanaman.

Pengolahan Obat

Bisa dengan daun segar yang disajikan langsung, untuk menjaga kesehatan di lalap mentah 3 lembar/hari, dn untuk mengobati penyakit di lalap mentah 7 lembar/hari, bila dimasak cukup 11 lembar daun dewa setiap hari. Ataupun dalam bentuk ekstrak, yaitu daun disterilkan dan dikeringkan. setelah benar-benar kering, daun digiling hingga menjadi tepung atau simplisia. Kemudian tepung disaring agar halus rata, lalu siap dimasukkan dalam kapsul.

Prof Hembing, dalam paparannya, memasukkan daun dewa sebagai obat kanker/tumor selain temu putih. Daun dewa juga bisa untuk mengobati kesemutan, liver berlemak dan asam urat.

Daun dewa bukan hanya daunnya yang bermanfaat, juga umbinya dapat menghilangkan pembekuan darah di pembuluh darah, sehingga memungkinkan sebagai obat stroke dan jantung koroner. selain itu umbinya brerkhasiat untuk mengatasi bengkak karena memar, tulang patah, pendarahan sehabis melahirkan. (Dr. setiawan Dalimartha dan Hadi dari Atlas Tumbuhan Obat Indonesia)

Resep dan Dosis Pemakaian Luar
  • Obat Penyakit Kutil, iris-iris daun dewa lalu tempel pada kutil, lalu dibalut. Atau 5 lembar daun dewa dihaluskan dan dioleskan pada kutil, lalu dibalut.
  • Obat Luka Bakar serta Luka Teriris, tumbuk umbi daun dewa, campur sedikit gula merah sampai jadi adonan seperti salep, oleskan ke bagian luka bakar atau luka teriris, lalu balut. atau untuk luka bakar daun dewa di cuci bersih, digilas (di tumbuk) halus, tambah sedikit gula merah sampai menjadi seperti salep, kemudian dioleskan ke bagian tubuh yang sakit dan dibalut.
  • Obat Gigitan Binatang Buas, tumbuk halus umbi daun dewa secukupnya, lalu oleskan ke bagian tubuh yang tergigit dan dibalut.
  • Obat Flek Hitam pada Wajah, ambil daun tanaman daun dewa yang mempunyai getah, lalu getahnya dioleskan pada flek hitam tersebut.
  • Obat digigit Ular/binatang lain, Umbi dan daun dewa secukupnya dicuci, lalu ditumbuk halus, tempelkan pada bagian yang tergigit, lalu dibalut.

Resep dan Dosis Pemakaian Dalam
  • Obat Stroke, siapkan 30 gram umbi daun dewa, setelah dibersihkan lantas keringkan, tumbuk sampai halus. Ambil 1 sendok teh bubuk umbi daun dewa, campur dengan 5 butir biji ginko. Seduhlah didalam segalas air, campur sedikit madu, lalu diminum. Atau ambil 1 sendok makan bubuk umbi dewa, campur dengan 10 butir biji ginko kering yang sudah ditumbuk, lalu masukkan ke dalam kapsul, lalu kapsul siap diminum. Minum secara teratur sepanjang 1-2 bulan.
  • Obat rematik, 30 gram daun dewa segar, bersihkan lantas direbus. Lumatkan serta peras dengan diberi sedikit air, minum setiap hari. atau siapkan 30 gram daun tanaman daun dewa segar, 10 gram jahe merah, serta 30 gram akar sawi langit. Masukkan ke dalam 600 cc air, lalu rebus sampai tersisa 300 cc, di saring lalu diminum.
  • Obat Kencing Manis, 5 daun tanaman daun dewa segar, seduh dengan 110 cc air, minum 100 cc sekali dalam satu hari.
  • Obat Pendarahan dan Payudara Bengkak, 15 gram daun tanaman daun dewa, rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa separuh, minum sesudah dingin, 1 hari 3 kali, setiap minum 1/2 gelas.
  • Panas dan kejang pada anak, daunnya ditumbuk, diperas lalu airnya diminum, 1 batang ditumbuk ambil airnya, dicampur arak, lalu diminum.
  • Obat Sakit Jantung, 10 gram umbi daun dewa segar ditumbuk halus, campur air 1/2 gelas, disaring, lalu minum tiap sore.
  • Obat Menurunkan Darah Tinggi, 7 lembar daun dewa yang lebar siap panen, rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa 2 gelas, minum 2 kali sehari sesudah makan. Atau daun dewa tersebut dijadikan lalapan.
  • Obat Luka Memar, 20 gram daun dan umbi daun dewa, daun jarak 10 lembar, haluskan ke 3 bahan tersebut, lalu tempelkan pada daerah yang sakit. Atau untuk bengkak memar, umbi daun dewa sebanyak 6-9 gram dicuci bersih, diris-iris tipis, tambahkan arak kuning (wongciu) secukupnya, lalu di tim, minum selagi hangat.
  • Obat Kencing Manis, Diabetes, caranya meminum air rebusan daun tersebut yang sudah dikeringkan.
  • Obat Tidak datang Haid, 15-30 gram herba direbus campur dengan arak yang sudah dipanaskan , lalu diminum.
  • Obat Luka Terpukul dan Masuk Angin, 6-9 gram umbi segar ditambah arak kuning (wong ciu) secukupnya dipanaskan, lalu diminum.
  • Obat Ganglion, makan daun dewa segar sebanyak 7 lembar setiap hari.
  • Obat Demam Berdarah, 30 gram daun dewa direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, minum airnya selagi hangat, lakukan secara teratur 2 kali sehari.
  • Obat Jantung Koroner (penyempitan pada pembuluh nadi koroner yang memasok darah ke jantung), 30 gram daun dewa segar direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu airnya diminum selagi hangat, lakukan secara teratur 2 kali sehari.
  • Obat Keseleo, 30 gram daun dewa segar direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, minum airnya selagi hangat, lakukan secara teratur 2 kali sehari.
  • Obat Tumor/Kanker, 30 gram daun dewa segar direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, minum airnya selagi hangat, lakukan secara teratur 2 kali sehari. Setelah dilakukan 10-12 hari pengobatan dihentikan selama 3 hari, setelah itu pengobatan dapat dilanjutkan.
  • Obat wasir atau Ambeien, 15 gram daun dewa dan 90 gram daun lidah buaya (dikupas kulitnya dan dipotong-potong), direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, disaring tambahkan madu, lalu airnya diminum dan daging daun lidah buayanya dimakan. Apabila sudah parah, lakukan terapi berikut, ambil 2-3 lembar daun dewa remas agar keluar getahnya, dan masukkan ke anus.


Catatan :
  • Setiap pengobatan dilakukan secara teratur, untuk penyakit yang serius disarankan untuk tetap berkonsultasi pada dokter.

Silahkan kunjungi Tumbuhan Obat lainnya : Jenis Tumbuhan Obat

Khasiat Siantan

Siantan Ixora stricta Roxb. Familia :  Rubiaceae. Sinonim :  Ixora chinensis Lam. Siantan (Ixora stricta Roxb.) Tumbuhan oba... thumbnail 1 summary
Siantan
Ixora stricta Roxb.
Familia : Rubiaceae.
Sinonim : Ixora chinensis Lam.
Siantan (Ixora stricta Roxb.)
Siantan
(Ixora stricta Roxb.)
  • Tumbuhan obat berasal dari Tiongkok.
  • Tumbuhan perdu, tegak, tinggi 1-2,5 m, berbatang coklat kehitaman, bercabang banyak, cabang muda berwarna coklat kemerah-merahan.
  • Daun tunggal, letaknya berhadapan, bersilang, tangkai daun pendek, bentuk daun bulat telur sungsang sampai lonjong. Warna daun hijau tua, daun muda diujung tangkai berwarna merah kecoklatan, tepi daun rata, bagian ujung dan pangkal daun runcing, permukaan daun mengkilat, panjang daun 6-13 cm, lebar 3-4 cm.
  • Bunga majemuk, berbentuk malai rata, tumbuh diujung tangkai, warna bunga oranye, buah bulat dengan penampang 7-8 mm, warna merah ungu.

Nama Daerah
  • Soka.

Nama Asing
  • Long chuan hua (T), santan, santan pula, santan tsina (F), rimbun bulat, joka (M).

Sifat Kimawi dan Efek Farmakologis
  • Manis, sejuk, menurunkan tekanan darah (hipotensif), berkhasiat menghilangkan bekuan darah (reduce hematoma), menghilangkan rasa sakit (analgesik). Dan bagian yang dipakai adalah bunga, akar, tangkai dan daun.

Resep dan Dosis Pemakaian Dalam
  • TBC paru, batuk (tusis), batuk berdarah (hemoptysis) : Cara ke-1 : 30-60 gram akar siantan, 25 gram jamur putih kering (Tremella fuciformis Berk.), 100 gram akar teratai (Nelumbium nelumbo Druce.), 30 gram kaktus (opuntia dilleni [Ker-Gawl.] Haw.) yang telah dikupas kulitnya, gula batu secukupnya, direbus dengan 1 liter air hingga tersisa 500 cc, lalu airnya disaring dan diminum, sedangkan akar teratai dan jamur putih keringnya dimakan. Cara ke-2 : 30 gram akar siantan, 9 gram waru landak (Hibicus mutabilis L.), 30 gram akar alang-alang (Imperata cylindrica [L.] Beauv.), direbus dengan 500cc air hingga tersisa 200 cc, lalu airnya disaring dan diminum airnya hangat-hangat.
  • Haid tidak teratur (emenagog), tidak datang haid (amenorrhea) : 10-15 gram bunga siantan, 15 gram temu hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.), 30 gram daun dewa (Gynura segetum [Lour.] Merr.) direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu diminum airnya setelah disaring.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi) : Cara ke-1 : 15 gram bunga siantan, 30 gram rambut jagung (Zea mays L.), 25 gram jamur kuping hitam (Auricularia auricula), 10 gram jamur hioko (Pasania fungus), 100 gram seledri (Apium graveolens L.), direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu airnya disaring dan diminum airnya, sedangkan jamur kuping hitam dan jamur hiokonya dimakan. Cara ke-2 : 9 gram bunga siantan, 9 gram bunga krisan (Chrysanthemum morifolium Ram.), 6 gram ketepeng kecil (Cassia tora L.), direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya hangat-hangat.

Catatan :
  • Setiap pengobatan dilakukan secara teratur, untuk penyakit yang serius disarankan untuk tetap berkonsultasi pada dokter.

Silahkan kunjungi Tumbuhan Obat lainnya : Jenis Tumbuhan Obat