Khasiat Bakung Putih

Bakung Putih Crinum asiaticum L. Familia :  Amaryllidaceae.    Bakung Putih (Crinum asiaticum L.) Sinonim :  Crinum rhunpii Meer.... thumbnail 1 summary
Bakung Putih
Crinum asiaticum L.
Familia : Amaryllidaceae.  
Bakung Putih/Crinum asiaticum L.
Bakung Putih (Crinum asiaticum L.)
Sinonim : Crinum rhunpii Meer. = Crinum sinicum Roxb
  • Pengembangbiakan dapat dilakukan dengan umbi atau bijinya.
  • Herba tahunan dengan tinggi 0,5-1,3 m
  • Mempunyai umbi lapis yang besar dengan diameter 5-10 cm.
  • Pada ujung umbi ada batang semu dengan tunas samping yang tingginya 9-75 cm.
  • Daun duduk, berbentuk pita atau lanset, panjang 3-120 cm, lebar 3-18 cm, urat-urat daun sejajar tampak jelas.
  • Bunga tersusun dalam bentuk payung, terdiri atas 10 - 40 bunga yang berwarna putih dan bebentuk corong.
  • Buahnya berupa buah kotak yang mempunyai kulit tipis, bentuknya bulat telur terbalik, merekah menjadi dua rongga bila masak, berbiji 1-5.
  • Bijinya besar-besar, bentuknya bundar gepeng dan kulit bijinya berlapis lendir.

Nama Indonesia

Sumatra : Bakung (Melayu), bawang hutan, bawang tembaga, kajang-kajang (Palembang), bahong (Batak), semur (Bangka), bakueng (Minang-kabau).

Nama Asing

When cu lan (Tionghoa), Lelie (Belanda), Crinum lily, seashore crinum (Inggris), Plub-plueng (Thailand), Krinum bakung (Malaysia)

Kandungan Kimia, Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologis

Umbinya mengandung alkaloid berupa likorin, krinin dan asetilkorin, ibulin, dan methylanthanilate. Rasanya pedas, tajam, dingin, dan agak beracun. Berkhasiat sebagai perangsang muntah (emetikum), penetral racun (antidotum), peluruh keringat (diaforetik), obat cacing (antalminitik), merangsang masaknya bisul, menghilangkan pembengkakkan (antiswelling), dan menghilangkan rasa sakit (analgesik). Bagian tumbuhan yang dipakai adalah umbi lapis, daun, akar, atau seluruh herba. Pemakaian segar atau kering.

Resep dan Dosis Pemakaian Luar

Sakit Gigi
  • Akar bakung secukupnya dicuci dan digiling lalu ditempelkan pada tempat yang sakit
  • Akar bakung dicuci lalu direbus dengan air hingga mendidih, setelah dingin atau hangat digunakan untuk kumur-kumur lalu dibuang.
Kaki dan Tangan Bengkak (edema), Luka terpukul, rematik
  • Daun bakung dioles dengan minyak kelapa (Cocos nucifera L.), dilayukan di atas api, lalu ditempelkan atau dililitkan pada bagian tubuh yang sakit.
Pembengkakkan Kelenjar Limfa pada selangkangan dan ketiak
  • Daun bakung secukupnya dua siung bawang merah (Allium cepa L.) dan gula putih secukupnya digiling lalu ditempelkan pada tubuh yang sakit.
Rematik Sendi 
  • Daun bakung  dipanaskan di atas api kecil hingga layu kemudian diolesi dengan minyak wijen lalu ditempelkan pada tubuh yang sakit.
Sakit Pinggang (lumbago) 
  • Daun bakung dan 10 gram jahe merah (Zingiber officinale Rosc), dihaluskan lalu dibalurkan pada pinggang.
Keseleo
  • Daun bakung dihangatkan di atas api kecil hingga layu lalu ditempelkan pada tubuh yang sakit
  • Daun bakung segar atau kering digiling hingga hancur, tambahkan arak putih dan tepung terigu yang telah digonseng secukupnya lalu ditempelkan pada tubuh yang sakit
  • Umbi bakung secukupnya digiling halus, tambahakan arak putih secukupnya, lalu ditempelkan pada tubuh yang sakit.
Borok (ulkustripikum), Bisul (furunkulus)
  • Umbi bakung segar dicuci dan diiris kecil-kecil, dipanasi sebentar kemudian ditempelkan pada kulit yang borok lalu dibalut.
  • Daun bakung secukupnya dicuci bersih lalu dijus, cairannya dioleskan pada tempat yang sakit
  • Daun dan tangkai bunga bakung segar dicuci dan dihaluskan, tambahkan sedikit madu, lalu ditempelkan pada bisul (furunkulus), radang kulit bernanah (pioderma), atau bengkak
Patek (frambusia) 
  • Buah dan biji bakung dicuci bersih lalu dihaluskan, dicampur dengan tepung bedak beras dingin secukupnya, kemudian dibalurkan pada kulit yang sakit.
Luka,  luka karena benda beracun
  • Umbi bakung segar dicuci bersih lalu dihaluskan, lalu ditempelkan luka.
Mengatasi Buang Air tertahan/tidak lancar 
  • Daun bakung diolesi dengan minyak kelapa secukupnya lalu ditempelkan pada daerah kandung kencing.

Resep dan Dosis Pemakaian Dalam
  • Luka akibat benda beracun atau gigit ular, perangsang muntah (emeticum) : 5-10 gram umbi bakung dicuci bersih lalu dihaluskan/dijus, disaring lalu airnya diminum dan ampasnya diletakkan pada tempat yang luka  kemudaian dibalut. Setelah memakai resep ini akan muntah sehingga membantu keluarnya racun.

Catatan
  • Tumbuhan Bakung beracun, terutama umbinya, gunakan secara hati-hati
  • Tanda-tanda keracunan yaitu sakit perut, diikuti dengan diare yang hebat, denyut nadi cepat, pernapasan tidak teratur, dan panas tinggi
  • Pengobatannya : lambung cepat dipompa agar isinya keluar (dibuat muntah) kemudian minum teh kental atau boleh juga 40 cc cuka beras putih dan 30 cc jus jahe segar ditambah air secukupnya, dikumur-kumur dan jangan ditelan.
  • Setiap pengobatan dilakukan secara teratur. Untuk penyakit berat tetap konsultasikan ke dokter.

Silahkan kunjungi Tumbuhan Obat lainnya : Jenis Tumbuhan Obat

Khasiat Anggrek Tanah

Anggrek Tanah Bletilla Striata (Thunb.) Reichb.f. Familia :   Orchidaceae  Anggrek Tanah Bletilla Striata (Thunb.) Reichb.f. Ti... thumbnail 1 summary
Anggrek Tanah
Bletilla Striata (Thunb.) Reichb.f.
Familia : Orchidaceae 
Anggrek Tanah/Bletilla Striata (Thunb.) Reichb.f.
Anggrek Tanah
Bletilla Striata (Thunb.) Reichb.f.

  • Tinggi 15-50 cm. 
  • Umbi semu membulat dengan garis-garis yang berpusat pada satu titik.
  • Daun berjumlah 4 atau 5, berkerut dan bentuknya lanset memanjang dengan pangkal serupa pelepah dan ujungnya runcing, panjang 8-29 cm dan lebarnya 1,5-4 cm, berwarna hijau.
  • Bunga berwarna merah muda keunguan, tandan bunga bertangkai sangat panjang yaitu 15-20 cm dengan bunga 3-8 bunga.
  • Daun kelopak hampir sama panjangnya dengan mahkota, tetapi sedikit sempit. 
  • Bibir berwarna merah muda dengan garis-garis yang berwarna ungu.
  • Anggrek tanah tumbuh pada bermacam-macam keadaan tanah.

Nama Asing 

Pai cik, tze lan (Tionghoa),
Bletilla (Inggris)

Kandungan Kimia, Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologis

Umbi mengandung pati, bletilla-glucomannan (D-mannose ; D-glucose = 3 : 1). Rasa pahit, manis, dan kelat, agak sejuk. Berkhasiat sebagai pengelat (astringent), menghentikan pendarahan (hemostatic), anti-swelling, meningkatkan regenerasi jaringan. Bagian tumbuhan yang dipakai adalah umbi dikeringkan dan dijadikan bubuk.

Resep dan Dosis Pemakaian Luar

Bisul (furunculus), herpes
  • 10 gram bubuk umbi anggrek tanah, 10 gram bubuk sambiloto (Andrographis paniculata Nees), dan air secukupnya diaduk sampai rata lalu dioleskan pada bagian kulit yang sakit. Lakukan secara teratur.
Radang Payudara (mastiotis)
  •  Bubuk umbi anggrek tanah dan putih telur masing-masing secukupnya, dioleskan pada payudara. lakukan secara teratur.
Mata ikan
  • Bubuk umbi anggrek tanah secukupnya dan cuka beras putih secukupnya diaduk rata lalu dioleskan pada mata ikan.
Terkilir
  • Bubuk umbi anggrek tanah secukupnya dan arak putih secukupnya diaduk sampai rata kemudian dioleskan pada bagian terkilir/keseleo.
 
Resep dan Dosis Pemakaian Dalam

Bronkhitis yang disertai batuk darah
  • 3-6 gram bubuk umbi anggrek tanah diseduh dengan air mendidih secukupnya kemudian diminum selagi hangat.
TBC paru (tuberculose)
  • 30-60 gram pahap/umbi bunga lili (Lilium sp.) direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, tambahkan 9 gram bubuk umbi anggrek tanah kemudian diminum.
Batuk (tusis)
  • 10 gram pahap/umbi bunga lili (Lilium sp.) dan 10 gram kulit jeruk Mandarin kering (Citrus nobilis Lour), direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, disaring lalu masukan 9 gram bubuk umbi anggrek tanah, kemudian diminum selagi hangat.
Batuk rejan pada anak (pertusis)
  • Bubuk umbi anggrek tanah (sesuai dosis berdasarkan berat badan) diseduh dengan air mendidih secukupnya lalu diminum selagi hangat. Dosis sebagai berikut.
  1. Usia anak kurang dari 1 tahun untuk berat badan per kg gunakan 0,15 gram bubuk umbi anggrek tanah (contoh berat badan 3 kg. bubuk umbi yang digunakan adalah 0,15 x 3 = 0,45 gram)
  2. Usia anak lebih dari 1 tahun untuk berat badan per kg gunakan 0,20 gram bubuk umbi anggrek tanah (contoh berat badan 9 kg ; bubuk umbi yang digunakan adalah 0,20 x 9 = 1,80 gram)
Abses paru-paru
  • 100 gram jali (Coix lachryma -jobi Bl.) direbus sampai lembut lalu masukkan 9 gram bubuk umbi anggrek tanah, kemudian dimakan.
  • 10 gram bubuk umbi anggrek tanah dan 1 butir telur ayam dikukus bersamaan sampai matang kemudian dimakan
Pendaraan lambung
  • 3-9 gram bubuk umbi anggrek tanah diseduh dengan air mendidih secukupnya lalu diminum selagi hangat.
Sinusitis, ingus berbau tak sedap
  • 9 gram bubuk umbi anggrek tanah dan 10 gram bubuk sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) diseduh dengan air mendidih secukupnya kemudian diminum selagi hangat.

Catatan
  • Umbi anggrek tanah disebut juga pai cik, umbi bunga lili disebut pahap. Keduanya dapat dibeli di toko obat Tionghoa.
  • Setiap pengobatan dilakukan secara teratur. Untuk penyakit yang serius tetap konsultasi ke dokter.

Silahkan kunjungi Tumbuhan Obat lainnya : Jenis Tumbuhan Obat

    Jenis Tumbuhan Obat

    No. Jenis Tumbuhan Obat 1. Anggrek Tanah Bletilla striata Thunb. (Latin)/Pai cik (Tionghoa) 2. Bakung Putih Crinum asiaticum L. (... thumbnail 1 summary

    No.Jenis Tumbuhan Obat
    1.Anggrek Tanah
    Bletilla striata Thunb. (Latin)/Pai cik (Tionghoa)
    2.Bakung Putih
    Crinum asiaticum L. (Latin)/Wen chu lan (Tionghoa)
    3.Begonia
    Begonia sp. (Latin)/Chiu hai thang (Tionghoa)
    4.Bugenfil
    Bougenvillea glabra Choicy. (Latin)/Ye zi hua (Tionghoa)
    5.Bunga Kenop
    Gomphrena globosa L (Latin)/Qian ri hong (Tionghoa)
    6.Bunga Matahari
    Helianthus annuus L (Latin)/Xian ri kui (Tionghoa)
    7.Bunga Pagoda
    Clerodendrum japonicum (Thunb) Sweet (Latin)/Bai jek hong (Tionghoa)
    8.Bunga Ros/Bunga Mawar
    Rosa Chinensis Jacq. (Latin)/Mei ren jiao (Tionghoa)
    9.Bunga Tasbih
    Canna indica L. (Latin)/Mei ren jiao (Tionghoa)
    10.Bungur Kecil
    Lagerstroemia indica L (Latin)/Zi wei hua (Tionghoa)
    11.Cempaka Kuning
    Michelia Champaca L. (Latin)/Wang mien kui (Tionghoa)
    12.Cempaka Putih
    Michelia alba DC. (Latin)/Pai yik lan (Tionghoa)
    13.Gandasuli
    Hedychium coronarium Koen (Latin)/Chiang hua (Tionghoa)
    14.Hidrangea
    Hydrangea macrophylla Thunb. (Latin)/Yang siu chiu (Tionghoa)
    15.Iris
    Iris Tectorum Max (Latin)/Yuan wui (Tionghoa)
    16.Jengger Ayam
    Celosia cristata L (Latin)/ Ji guan hua (Tionghoa)
    17.Kacapiring
    Gardenia augusta merr (Latin)/San ize che (Tionghoa)
    18.Kamboja
    Plumeria acuminata Ait (Latin)/Ji dan hua (Tionghoa)
    19.Kembang Coklat
    Zephyranthes candida Herb. (Latin)/Zhong lan (Tionghoa)
    20.Kembang Kertas
    Zinnia elegans Jacq. (Latin)/Bai ri zhik (Tionghoa)
    21.Kembang Mas
    Asclepias curassavicva L (Latin)/Ma li chin (Tionghoa)
    22.Kembang Merak
    Caesalpinia pulcherrima (L.) Sw. (Latin)/Siak tiek hua (Tionghoa)
    23.Kembang Pukul Empat
    Mirabilis jalapa L (Latin)/Zi mo li (Tionghoa)
    24.Kembang Sepatu
    Hibiscus rosa-sinensis :L (Latin)/Fu sang (Tionghoa)
    25.Kembang Sepatu Sungsang
    Hibiscus schizopetalus (Mast.) Hook.f. (Latin)/Tiau ten hua (Tionghoa)
    26.Kembang Sungsang
    Gloriosa superba L (Latin)/Cia lan (Tionghoa)
    27.Kemuning
    Murraya paniculata (L.) Jacq. (Latin)/Jiu li xiang (Tionghoa)
    28.Kenanga
    Canangium odoratum (Lamk.) Hook & Thomas (Latin)/Siang sui su (Tionghoa)
    29.Krisan
    Chrysanthemum morifolium Ram. (Latin)/Chik hua (Tionghoa)
    30.Lili
    Lilium formosanum Wall (Latin)/Pai hek (Tionghoa)
    31.Melati
    Jasminum sambac (L.) Ait/Mo li hua (Tionghoa)
    32.Mondokaki
    Ervatamia divaricata (L.) Burk. (Latin)/Chong banb ghou ya hua (Tionghoa)
    33.Nusa Indah Putih
    Mussaenda pubescens Ait.f. (Latin)/Shau gan cao (Tionghoa)
    34.Oleander
    Nerium indicum Mill (Latin)/Jia Zhu tao (Tionghoa)
    35.Pacar Air
    Impatiens balsamina L (Latin)/Feng xian hua (Tionghoa)
    36.Pohon Merah
    Euphorbhia pulcherrima Willd.et.Klotzsch (Latin)/Yi  ping hong (Tionghoa)
    37.Salvia
    Salvia splendens Ker-gawl (Latin)/Xi yang hong (Tionghoa)
    38.Sedap Malam
    Polianthes tuberosa Linn. (Latin)/Yek lai siang (Tionghoa)
    39.Siantan
    Ixora stricta Roxb. (Latin)/Long chuan hua (Tionghoa)
    40.Tahi Kotok
    Tagetes erecta L. (Latin)/Wan sou chik (Tionghoa)
    41.Tapak Dara
    Catharanthus roseus (L.) G. Don. (Latin)/Chang cun hua (Tionghoa)
    42.Tembelekan
    Lantana camara L. (Latin)/Wu se mei (Tionghoa)
    43.Teratai
    Nelumbium nelumbo Druce. (Latin)/Lien (Tionghoa)
    44.Teratai Kerdil
    Nymphaea tetragona Gerorgi.Cassia.Fistula L. (Latin)/Shui lien (Tionghoa)
    45.Trengguli
    Cassia fistula L. (Latin)/Wang cin yi (Tionghoa)
    46.Tunjung
    Nymphaea lotus L. (Latin)/Jo mao zhe yek sui lien (Tionghoa)
    47.Waru Landak
    Hibiscus mutabilis L. (Latin)/Mu fu rong (Tionghoa)
    48.Widuri
    Colotropis gigantea Dryand. (Latin)/Niu chio hua (Tionghoa)
    49.Wijayakusuma
    Epiphyllum axypetalum Haw. (Latin)/Tan hua (Tionghoa)
    50.Wudani
    Quisqualis indica L. (Latin)/She chin zhe (Tionghoa)
    51.Kumis Kucing
    Orthosiphon aristatus
    52.Binahong
    Bassela rubra linn. (Latin)/Dheng San Chi (Tionghoa)
    53.Daun Dewa
    Gynura segetum [Lour.] Merr./san qi cao (Tionghoa)
    54.Putri Malu
    Mimosa pudica (Latin)
    54.Mahkota Dewa
    Phaleria macrocarpa (Latin)

    Efektivitas Pemanfaatan Tumbuhan Obat

    Pengobatan dengan pemanfaatan tumbuhan obat bahkan telah mencapai perkembangan dengan adanya sekolah tinggi internasional yang mengkhusus... thumbnail 1 summary
    Pengobatan dengan pemanfaatan tumbuhan obat bahkan telah mencapai perkembangan dengan adanya sekolah tinggi internasional yang mengkhususkan dalam pengembangan obat dan pengobatan secara teoritis maupun praktisi klinis. Dengan begitu pengobatan tradisional kedokteran Timur telah sejalan dengan perkembangan kedokteran Barat yang telah diakui dunia Internasional, dengan pengakuan badan kesehatan dunia WHO.
    Dalam pemanfaatan dan penggunaan tumbuhan berkhasiat obat ini, harus diketahui secara pasti bagaimana cara pengkomposisian dalam memanfaatkan tumbuhan berkhasiat obat untuk mengatasi berbagai jenis penyakit secara efektif.
    Selain itu, penulisan menguraikan secara tuntas formulasi tumbuhan berkhasiat obat yang merupakan sumber pengetahuan farmakolgi kedokteran Timur, yang merupaka hal terpenting dalam proses ilmiah tumbuhan berkhasiat obat, sehingga menghasilkan obat dan pengobatan yang efektif.

    Komposisi untuk membuat obat dari tumbuhan berbeda-beda, diperlukan persiapan dan formulasi takaran yang tepat agar pengkomposisiannya baik dan berkhasiat bagi tujuan yang dimaksud. Artikel ini pun telah dilengkapi dengan beberapa bahasa farmakologi kedokteran Timur, seperti bahasa latin yang merupakan bahasa universal yang lazim dipergunakan dalam literatur. Bahasa Istilah yang merupakan persamaan kata yang lazim dipakai. Bahasa daerah yang merupakan sebutan yang dipergunakan pada setiap daerah. Bahasa asing yang merupakan sebutan untuk tumbuhan obat yang dipergunakan di manca negara, misalnya bahasa Tiongkok karena negara Tiongkok inilah diperoleh referensi terlengkap seputar tumbuhan berkhasiat obat.
    Ilustrasi gambar, baik daun, buah, bunga, umbi, maupun bagian lainnya sebagai penunjang uraian tumbuhan berkhasiat obat agar para para pembaca dapat mengetahui ciri khusus tumbuhan berkhasiat obat yang dimaksud.

    1. Pengambilan Bahan Obat dari Tumbuhan

    Untuk proses pengambilan bahan obat dari tumbuhan agar menghasilkan pengobatan yang efektif,  sebaiknya Anda perlu memperhatikan beberapa hal seperti di bawah ini :
    Daun dapat dipetik untuk dimanfaatkan sebagai bahan obat, sewaktu tumbuhan mulai berbunga.
    Buah dimanfaatkan sebagai bahan obat pada umumnya adalah buah yang telah masak.
    Bunga sebaiknya diambil sebelum mekar, atau sebaliknya setelah mekar secara sempurna.
    Umbi, rimpang, akar, dapat diambil untuk bahan obat ketika proses pertumbuhannya telah sempurna.

    2. Sterilisasi

    Bahan yang telah diambil terlebih dahulu dibersihkan dengan air bersih secara berulang-ulang agar kotoran debu, pasir, maupun tanah yang melekat dapat dihilangkan. dan merupakan tindakan untuk meminimalisasi efek toksin yang ada pada tumbuhan berkhasiat obat. Dan yang terpenting adalah proses sterilisasi supaya menghasilkan bahan-bahan obat yang bebas dari bakteri yang dilakukan melalui proses perebusan atau pemasakan.

    3. Proses Pengolahan

    Proses pengolahan bahan tumbuhan berkhasiat obat, perlu memperhatikan beberapa hal seperti bahan tumbuhan yang akan dipakai, setelah dibersihkan kemudian dipotong-potong, supaya zat-zat yang terkandung di dalamnya akan mudah keluar dan meresap dalam dalam proses perebusan. Dan proses pengeringan bisa dilakukan dengan cara menjemur, diangin-anginkan, atau dikeringkan dalam ruangan khusus. Dalam proses pengeringan bahan tumbuhan tertentu juga dapat dicampurkan dengan madu atau cuka beras atau jahe. Dengan cara bahan yang telah kering disangrai bersama bahan campuran yang akan digunakan, setelah itu bahan yang telah tercampur dijemur kembali. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar  menetralkan toksin atau racun yang ada dalam tumbuhan, selain itu agar tumbuahan berkhasiat obat bekerja lebih efektif. Ada juga tumbuhan berkhasiat obat seperti umbi gadung yang harus direndam beberapa hari sambil diganti airnya secara kontinyu, bertujuan untuk mengurangi toksin atau racun yang terkandung dalam tumbuhan tersebut. Setelah itu tumbuhan obat tersebut dikeringkan dan siap digunakan, .

    4. Formulasi, Komposisi, dan Preskripsi

    Kenapa dibutuhkan formulasi dan komposisi yang tepat ? karena dalam beberapa jenis penyakit, tidak bisa hanya dengan menggunakan satu jenis tumbuahn berkhasiat obat. Sebaiknya, bahan-bahan tersebut harus saling menunjang dan mendukung untuk dapat menghasilkan pengobatan efektif, agar tidak menimbulkan kontradiksi satu sama lainnya. Dari penggabungan bahan tersebut, lahirlah komposisi preskripsi (resep). Komposisi preskripsi ini digunakan untuk mengkombinasi perbedaan pengaruh tumbuhan berkhasiat obat terhadap jenis-jenis penyakit.

    5. Preskripsi

    Beberapa jenis preskripsi yang dipergunakan dalam pengobatan dengan tumbuhan berkhasiat obat, yaitu sebagai berikut.
    • Berat, digunakan jika daya kerja obat cepat dan banyak memiliki jenis serta memiliki dosis pemakaian yang tinggi. Selain itu, memiliki pula efek sedasi (obat penenang).
    • Ringan, dikomposisikan jika obat memiliki daya kerja yang cenderung lambat dan memiliki varietas yang sedikit serta memiliki dosis yang rendah pula.
    • Lunak, dikomposisikan jika obat memiliki daya kerja yang relatif sedang (tidak lambat atau tidak cepat)
    • Penting, digunakan jika obat memiliki daya kerja yang sangat cepat/tinggi.
    • Kompleks, dikomposisikan atas perbedaan efek dan sebagian besar digunakan untuk penyakit yang komplikatif.
    • Gabungan, diformulakan untuk penggunaan preskripsi yang mengkombinasikan lebih dari satu preskripsi tumbuhan berkhasiat obat.
    Di bawah ini adalah beberapa konsep preskripsi :
    • Utama, diformulasikan sebagai tumbuhan obat yang pokok dalam pengobatan.
    • Asisten, mendukung tumbuhan berkhasiat obat yang utama dalam mencapai efektivitas tujuan pengobatan.
    • Ajudan, formulasinya sebagai pembantu yang mendukung kesempurnaan tumbuhan berkhasiat obat dalam mengatasi penyakit.
    • Pesuruh, diformulasikan sebagai pelengkap dan penyeimbang juga tetap dalam satu jalur untuk menyatukan formulasi preskripsi dalam mencapai efektivitas pemanfaatan tumbuhan obat dalam pengobatan.
    6. Air

    Dalam pengolahan tumbuhan obat ini tentunya diperlukan air yang memenuhi kriteria air tawar bersih dan tidak mengandung zat kimia atau zat-zat yang lainnya. Dalam merebus obat tergantung pada penggunaan bahan tumbuhan yang digunakan, apakah dalam keadaan segar atau kering. Untuk tumbuhan segar/basah dapat mempergunakan air sebanyak 400-600 cc, karena tumbuhan yang segar tidak banyak menyerap air. Sedangkan untuk tumbuhan yang kering dapat mempergunakan air melebihi tumbuhan berkhasiat obat yang akan direbus, sehingga air dapat merendam bahan tumbuhan obat (sebanyak 600-1000 cc), karena tumbuhan yang kering akan banyak menyerap banyak air.

    7. Wadah (Tempat Perebusan)

    Wadah untuk merebus tumbuhan obat adalah pot keramik, pot tanah, panci email/enamel. Jangan menggunakan wadah yang terbuat dari alumunium, kuningan, atau besi, karena bahan tersebut memiliki kandungan zat iron trichloride dan ferryanide yang menimbulkan endapan pada air rebusan tumbuhan obat dan menimbulkan racun. Selain itu sebagian tumbuhan obat ada yang mengandung tannin/tannic acid dan flavone, bila tercampur maka akan menurunkan efektivitas tumbuhan obat dalam mengobati penyakit.

    Demikian sedikit ulasan posting pendahuluan tentang efektivitas pemanfaatan tumbuhan obat ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi Anda.

    Selanjutnya jika Anda butuh beberapa referensi beberapa jenis tumbuhan obat, silahkan kunjungi Jenis Tumbuhan Obat